Misteri Kopi Sianida, Jessica Wongso dan Mirna Salihin

Misteri Kopi Sianida Jessica Wongso dan Mirna Salihin

Bincangcantik.com – Kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan racun sianida yang melibatkan Jessica Kumala Wongso, kembali mencuri perhatian publik setelah tayangan serial dokumenter di Netflix.

Serial “Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso” membangkitkan kembali isu seputar kasus kopi sianida yang menggegerkan. Pada kasus ini, Jessica Wongso dihukum penjara selama 20 tahun setelah dinyatakan bersalah atas kematian Mirna Salihin.

Meskipun bukti yang ada tidak begitu konkret, beberapa kesaksian dan bukti telah dianggap sebagai beban dan memberatkan Jessica.

Baca: Kronologi Aksi Jessica Wongso Taruh Sianida di Kopi Mirna Salihin

Mirna meninggal setelah meminum kopi Vietnam

Wayan Mirna meninggal dunia setelah meneguk es kopi Vietnam di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat.

Kejadian tragis ini terjadi pada 6 Januari 2016, saat Mirna sedang berkumpul dengan Jessica Kumala Wongso dan Hani Boon Juwita. Setelah dibawa ke sebuah klinik di Grand Indonesia, Mirna menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Abdi Waluyo.

Hasil penyelidikan polisi menunjukkan adanya zat sianida dalam kopi Mirna. Racun mematikan ini juga terdeteksi di lambungnya, sekitar 3,75 miligram. Setelah penyelidikan mendalam terhadap para saksi dan bukti, serta gelar perkara, polisi menetapkan Jessica sebagai tersangka pada akhir Januari 2016.

Pada 27 Oktober 2016, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutuskan Jessica bersalah dan menjatuhkan vonis penjara selama 20 tahun.

Kesaksian yang memberatkan Jessica Wongso

Walaupun bukti tidak begitu konkret, beberapa kesaksian dan bukti dianggap sebagai beban dan memberatkan bagi Jessica, yang membawanya pada penunjukan sebagai pembunuh Wayan Mirna Salihin:

Perilaku mencurigakan Jessica Wongso
Bincangcantik/Ist

1. Status Jessica sebagai pembeli kopi

Pada 6 Januari 2016, Jessica tiba lebih dulu di Kafe Olivier sebelum pukul 16.00 WIB untuk menghindari aturan 3 in 1, yang mewajibkan satu mobil minimal berisi tiga orang.

Dia kemudian memesan es kopi Vietnam dan dua cocktail. Tak lama setelah pesanan tiba, Mirna dan Hani tiba di lokasi reuni. Fakta-fakta ini, terutama mengenai Jessica sebagai pembeli kopi, dikonfirmasi oleh karyawan Kafe Olivier.

Pada 20 Juli 2016, persidangan mendatangkan tiga pegawai Olivier, yakni Prilia Cindy Cornelia sebagai resepsionis, serta Marlon Alex Napitupulu dan Agus Triyono sebagai pelayan.

Berdasarkan kesaksian mereka, Jessica tidak memiliki pilihan tempat duduk kecuali meja nomor 54 karena hanya meja tersebut yang kosong dan sesuai dengan pesanannya.

Pegawai Olivier juga memberikan kesaksian pada persidangan tanggal 28 Juli 2016. Mereka mengatakan, es kopi Vietnam yang dipesan oleh Jessica memiliki warna kekuningan dan aroma khas.

2. Perilaku mencurigakan Jessica Wongso

Keluarga Mirna juga memberikan kesaksian di pengadilan pada 12 Juli 2016. Ayah Mirna, Edi Dermawan Salihin, menyebutkan perilaku mencurigakan Jessica selama di rumah sakit.

Menurutnya, gerakan Jessica tampak mencurigakan. Jessica, kata Dermawan, mengaku memiliki asma, tetapi masih mampu beraktivitas dengan normal.

“Tiba-tiba dia melompat. Terus dia tersandung. Di situ,” ujar Dermawan, seperti dilansir dari Kompas.com, Rabu (6/1/2021).

Kejanggalan lain adalah saat Jessica berkeliling mendengarkan orang berbicara di rumah sakit, lalu tiba-tiba menghilang.Menurut Dermawan, Jessica juga terlihat berbicara dengan tenang selama berada di rumah sakit.

Tak terlihat kesedihan pada wajah Jessica, berbeda dengan Hani yang juga berada di rumah sakit pada saat itu.

Di sisi lain, saudara kembar Mirna, Sendy Salihin, mengungkapkan bahwa Jessica mengirimkan artikel berita tentang es kopi Vietnam beracun melalui pesan singkat setelah kematian Mirna.

“Jessica mengirimkan link website tentang kopi Vietnam beracun,” kata Sendy.

Artikel yang di-link menyajikan kasus kopi Vietnam beracun di negara asalnya. Sendy merasa bahwa Jessica mencoba untuk membuatnya percaya bahwa kopi Vietnam adalah penyebab kematian Mirna.

Kejanggalan lain diungkapkan oleh manajer Kafe Olivier, Devi, dan pegawai lain pada 27 Juli 2016. Mereka mengatakan bahwa Jessica tidak membantu Mirna saat mengalami kejang-kejang.

Perilaku mencurigakan Jessica Wongso
Bincangcantik/Ist

3. Rasa takut Mirna terhadap Jessica Wongso

Kesaksian lain datang dari suami Mirna, Arief Soemarko, pada 12 Juli 2016. Dia menyatakan bahwa istrinya merasa takut bertemu dengan Jessica Wongso.

Sebelum kejadian pada 6 Januari 2016, Arief mengikuti pertemuan antara Mirna dan Jessica pada 8 Desember 2015 di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Saat pertemuan itu, tidak ada pembicaraan spesifik yang merujuk pada kemarahan atau ketidaksenangan Jessica terhadap Mirna.

Namun, Arief mengungkapkan bahwa Mirna memberitahu dia bahwa Jessica pernah sangat marah kepada Mirna pada Oktober 2014.

Menurut Mirna, saat itu, Jessica marah ketika diberi saran mengenai hubungannya dengan pacarnya. Ketika itu terjadi, Jessica marah dan meninggalkan Mirna sendirian dalam pertemuan mereka di Sydney, Australia.

Kemarahan inilah yang membuat Mirna merasa takut dan enggan bertemu dengan Jessica sendirian di Kelapa Gading.

“Mirna tidak mau bertemu dengan Jessica sendirian. Dalam pikiran Mirna, Jessica marah padanya,” kata dia.

Pada pertemuan pada 6 Januari 2016, Mirna kembali tidak ingin bertemu dengan Jessica sendirian. Oleh karena itu, dia memilih untuk menunggu dan datang bersama Hani ke Kafe Olivier.

Menurut pernyataan hakim, kesaksian tentang kemarahan Jessica terhadap Mirna adalah motif pembunuhan berencana pada tahun 2016.

Masa Lalu Jessica Wongso
Bincangcantik/Ist

4. Bukti dari saksi ahli

Sejumlah saksi ahli juga dihadirkan di pengadilan selama persidangan kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Mirna.

Pada 10 Agustus 2016, dari rekaman CCTV Kafe Olivier, ahli digital forensik AKBP Muhammad Nuh Al Azhar dan Christopher Hariman Rianto mengamati tindakan mencurigakan Jessica seperti menggaruk tangan beberapa kali dan melihat sekitar dengan gelisah.

Ahli toksikologi forensik Kombes Pol Nursamran Subandi menyatakan bahwa Jessica kemungkinan menggaruk tangan karena terpapar sianida.

Semakin membebani Jessica, kesaksian lain datang dari psikolog klinis, Antonia Ratih Andjayani pada 15 Agustus 2016.

Menurut Antonia, Jessica Wongso adalah orang yang cerdas, tenang, dan percaya diri. Kepribadian Jessica termasuk dalam kategori amorous narcissist yang kerap menggunakan kebohongan untuk membela diri.

5. Masa Lalu Jessica Wongso

Kemudian, pada 16 Agustus 2016, psikiater forensik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang pernah memeriksa Jessica, Natalia Widiasih Raharjanti, memberikan kesaksian.

Dia menyatakan bahwa Jessica Wongso memiliki risiko melakukan kekerasan terhadap dirinya sendiri maupun orang lain jika sedang dalam kondisi tertekan.

Menurut Natalia, Jessica beberapa kali mencoba bunuh diri di Australia. Kondisi ini juga diperkuat oleh saksi bernama John J Torres, seorang polisi dari New South Wales, Australia pada 26 September 2016.

John memaparkan catatan kepolisian atas nama Jessica yang mencatat beberapa percobaan bunuh diri.

Setelah melalui 32 persidangan dan melibatkan puluhan saksi, majelis hakim akhirnya menjatuhkan vonis penjara 20 tahun kepada Jessica pada 27 Oktober 2016.

Jessica dianggap bersalah atas pembunuhan berencana terhadap Mirna dengan motif sakit hati karena dinasihati mengenai asmara. Meskipun telah mencoba upaya hukum biasa dan upaya hukum luar biasa, Mahkamah Agung tetap menolaknya.

Saat ini, Jessica Wongso masih menjalani masa hukuman 20 tahun di Lapas Pondok Bambu.

Artikel SebelumnyaKronologi Aksi Jessica Wongso Taruh Sianida di Kopi Mirna Salihin
Artikel BerikutnyaLatar Belakang Keluarga Jessica Wongso. Konglomerat?